Selasa, 25 Desember 2012

Inti Peringatan Maulud Nabi SAW



Inti Peringatan Maulud Nabi SAW



Inti dari peringatan maulud itu apa? Intinya itu adalah melahirkan rasa syukur, rasa terima kasih kepada Rasulullah SAW dengan tujuan agar kita cinta Rasul SAW. Kita itu beriman dan islam itu karena kita kenal kanjeng Nabi SAW. 

Kalau diibaratkan begini, jikalau orang tua kita tidak kenal pada kanjeng Nabi SAW, maka orang tua kita tidak akan iman dan islam. Kemudian beliau berdua menikah, karena beliau kenal kanjeng Nabi, maka menikahnya pun sesuai dengan caranya kanjeng Nabi, sehingga ketika beliau melahirkan kita, maka kita pun menjadi anak halal. 

Kita tidak menjadi anak haram, kenapa? Karena orang tua kita kenal kanjeng Nabi. Seandainya orang tua kita tidak kenal kanjeng Nabi, maka yang terjadi adalah kita tidak dipanggil sebagai anak halal. Tidak usah jauh-jauh. Cukup itu saja, yaitu bersyukur karena kita terlahir sebagai anak halal. Oleh karena menyukuri nikmat itu hukumnya wajib, maka mengadakan maulud pun hukumnya menjadi wajib. Sekarang begini, kalau kita punya emas sekwintal, apa itu bisa melunasi jasa-jasa orang tua? 

Tidak akan. Lalu, kalau gunung slamet berubah menjadi gunung emas, apa itu bisa untuk melunasi jasa-jasanya kanjeng Nabi? Tidak akan. Kalau begitu, maka jangan eman-eman, jangan sayang untuk maulud, untuk menghormati kanjeng Nabi. Menyembelih kambing dua saja kok eman-eman. Buat maulud, bikin yang sebesar-besarnya untuk hormat kanjeng Nabi. Jangan kuatir masalah rezeki, karena tidak mungkin Allah tidak memberi, apalagi rezekinya digunakan untuk maulud, untuk menghormati kekasihNya.

Dahulu, maulud terbesar di Jawa itu di tempatnya Habib Hasyim bin Yahya, di masjid An Nur Pekalongan, dan di tempatnya Habib Abdullah bin Muhsin Bogor. Mauludnya diadakan selama seminggu dengan berbagai macam acara. Beliau-beliau itu, kalau mantu, nikahan anaknya, acaranya biasa-biasa saja, tanpa pajangan. 

Tapi kalau maulud, hiasannya sangat indah, sangat megah, karena apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi. Belum lagi kambingnya, kambingnya dipilih yang paling bagus seperti kambing untuk aqiqah, bahkan beliau langsung mengontrol sendiri kambing-kambingnya, jangan sampai ada cacat sedikitpun. Untuk apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi. Pokoknya, semuanya harus benar-benar sempurna dan indah. Karena apa? Untuk menghormati kanjeng Nabi. Wallahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar